Laman

Senin, 23 Mei 2011

Akibat BBM Naik

Harga BBM naik, akibatnya terjadi PHK di berbagai perusahaan.

Salah satu.yang terkena PHK adalah Paijo.
Bulan ini ia tidak bisa lagi mengirim uang untuk istrinya di kampung halaman. Ia hanya bisa mengirim surat. Isinya demikian:

Istriku Tercinta,
Maafkan kanda sayang, bulan ini Kanda tidak bisa mengirim uang untuk kebutuhan keluarga di rumah.

Kanda hanya bisa mengirimmu 1000 ciuman.

Paling cinta,
Kanda Paijo

Seminggu kemudian Paijo mendapat surat balasan
dari istri tercintanya:

Kanda Paijo tersayang,
Terima kasih atas kiriman 1000 ciumanmu.
Untuk bulan ini Dinda akan menyampaikan laporan
pengeluaran keluarga :

Tukang minyak bersedia menerima 2 ciuman setiap kali
membeli 5 liter minyak tanah.

Tukang listrik mau dibayar dengan 4 ciuman per tanggal 10 setiap bulannya.

Pemilik kontrakan rumah mau dibayar cicil dengan 3 x ciuman setiap harinya.

Engkoh pemilik toko bahan makanan tidak mau dibayar pakai ciuman. Ia maunya dibayar dengan yang lain.. Ya terpaksa Dinda berikan saja.

Hal yang sama juga Dinda berikan buat kepala sekolah
dan gurunya si Udin yang sudah 3 bulan nunggak uang sekolah..

Besok Dinda mau ke pegadaian untuk tukerin 200 ciuman dengan uang tunai, karena yang punya pegadaian sudah bersedia menukarkan 200 ciuman + bayaran lainnya dengan uang 650ribu, lumayan buat ongkos sebulan.

Keperluan pribadi Dinda bulan ini mencapai 50 ciuman.
Kanda tersayang.. bulan ini Dinda merasa jadi orang yang paling kaya di kampung, karena sekarang Dinda memberikan piutang ciuman ke banyak pemuda di kampung kita dan siap ditukar kapan pun Dinda butuhkan.

Kanda, dari kanda masih tersisa 125 ciuman, apakah kanda punya ide? Atau saya tabung saja ya?

Paling sayang,
dari Dinda seorang.

Modyaaarrr..!!!! … Gedubrak!! Paijo pun Pingsan:& >:O

Sarung

Karto kesengsem berat sama Jumiyati,  tetangga baru yang tinggal di ruko 3 lantai.   Dan dari gayanya si Jumiyati,  kayaknya dia juga suka ama Karto.   Tapi sayang Jumiyati sudah punya suami.
Ketika suatu hari lakinya si Jumiyati pergi,  kedua sejoli itu langsung nggak melewatkan kesempatan itu.   Tapi Karto tak mau bertempur tanpa persiapan dulu.
Sebelum ke rumah Jumiyati dipanggilnya kedua sobatnya,  Joko dan Bakri.   Mereka disuruh mencari sarung.   Nanti sewaktu Karto sedang asyik masyuk dengan Jumiyati di kamar yang terletak di lantai 3,  mereka berdua harus siap-siap dengan sarung itu di bawah jendela.
Siapa tahu lakinya Jumiyati mendadak datang,  Karto bisa langsung loncat lewat jendela dan mereka tampung pake sarung di bawah.
Beres,  Karto langsung masuk rumah Jumiyati dan mereka naik ke kamar di lantai 3.
Eh lagi asik-asiknya bermesraan mendadak bel di pintu depan berbunyi.   Jumiyati pun langsung berbenah diri secepat mungkin sementara Karto langsung loncat dari jendela.
Jumiyati turun dan membuka pintu depan.   Ternyata bukan suaminya,  tapi 2 orang pria yang berdiri dengan sikap canggung.
"Mbak Jumiyati ya?",  kata salah satu pria itu.
"Iya, ada apa nih?"
"Begini Mbak . . . .  tolong bilangin sama Mas Karto,  sarungnya belum ketemu . . . . "